POROSRAKYAT.ID – Komunitas Meruang Budaya menggelar kegiatan “Menjelajah Ruang Budaya Reksonegoro 2025” di Desa Reksonegoro, Kabupaten Gorontalo, Sabtu (18/10/25).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali keberagaman warisan budaya lokal kepada generasi muda sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat setempat.
Program ini merupakan bagian dari roadmap besar Meruang Budaya yang digelar setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Budaya Nasional pada 17 Oktober. Tahun ini, kegiatan difokuskan pada pelestarian budaya etnis Jaton (Jawa Tondano) yang masih hidup di tengah masyarakat Desa Reksonegoro.
Program Manager Meruang Budaya, Satria Utina, mengatakan kegiatan tersebut lahir dari semangat untuk mendekatkan generasi muda dengan budaya lokal mereka.
“Banyak anak-anak sekarang mengenal budaya luar lebih dulu daripada budaya sendiri. Melalui kegiatan ini, kami ingin menciptakan ruang belajar yang menyenangkan langsung di tengah masyarakat,” ujar Satria.
Kegiatan ini dikemas dengan konsep Edu-Fun Tourism, yang menggabungkan unsur edukasi dan wisata. Peserta diajak mengikuti empat jalur wisata edukatif, yakni Edu-Gastrotourism pembuatan nasi bulu dan dodol rekso, Edu-Heritage Tourism eksplorasi rumah tradisional Jaton, serta Cultural Tourism Space di Sanggar Seni Esa Genang.
Satria menambahkan, bahwa Desa Reksonegoro dipilih karena memiliki kekayaan budaya, nilai religius, dan sejarah yang kuat.
“Desa ini menyimpan potensi besar mulai dari masjid tua, rumah tradisional, hingga kuliner khas. Masyarakatnya pun sangat terbuka dalam melestarikan tradisi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Reksonegoro, Nonyawati Pulukadang, mengapresiasi kegiatan tersebut karena membawa dampak positif bagi warga.
“Program ini memberi energi baru bagi desa. Tradisi dan kearifan lokal kembali dikenal, dan masyarakat merasakan manfaat ekonomi dari kegiatan ini,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Meruang Budaya berharap dapat memperkuat identitas daerah serta mendorong pelestarian budaya yang berkelanjutan.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang melibatkan lebih banyak komunitas, sekolah, dan mitra,” pungkas Satria.